Quick Update

Jadi ceritanya gue jadi pulang kampung dan memakai baju kurung dan menyaksikan acara batagak pangulu yg benar2 wah krn bnyk orang penting yg datang, dan ada marshanda juga gt loch (ngek) karena om nya jg jadi datuak.
Yaudah deh ya mau tidur, ciao!

Item Ya?

"put kok tambah item?"
"put kok tambah gemuk?"
"put kok jerawatan?"

hell yeah, 3 most frequently ask questions from my friends, family, etc after seeing 'the-new-me' about 2 or 3 weeks ago until now. oke salahkan bandung yg mbuat saya seperti ini! gue ga berasa kepanasan dan kena debu walopun jalan2 seharian, jadinya gue item, dekil, dan jerawatan. dan salahkan begitu banyak makanan dsana sehingga nafsu makan gue ga tkontrol.

p.s: ga sabar sm respon gun, bsk mau ktemuan stlh 6 bln ga ktemu n 3bln putus :)

Are U Truly My Friends?

dulu kita sahabat
teman begitu hangat
mengalahkan sinar mentari

semua orang pasti punya sahabat. yup, semua. ada yang bersahabat dengan kesedihan, kebahagiaan, hujan, tangis, gundah. dan yang paling klise, persahabatan dengan manusia. lalu apa jadinya kalo kita kehilangan sahabat kita itu? mm kehilangan maksud gue bukan kehilangan yang meninggal gitu ya, tapi kayak yang sahabat kita itu udah jauh karena sibuk dengan dunianya, atau malah ninggalin kita karena dia udah punya sahabat baru, atau gak ada alasan sama sekali tiba2 aja dia menjauh dari kita.
gue pernah.
malah beberapa kali.

dulu kita sahabat
berteman bagai ulat
berharap jadi kupu-kupu

waktu SMP, gue pernah punya sahabat. hmm yah bisa dibilang gitu lah. kita ada 9 orang, tapi yang deket sama gue itu cuma dia. kemana2 bareng, pulang sekolah selalu duduk2 deket gang rumahnya dan saling cerita tentang cowok2 yang kami taksir, harapan2, dan mimpi2 kami sampe berjam-jam. gue pernah berantem sampe berhari2 dan itu bikin gue stres banget, dan gue inget banget betapa bahagianya gue ketika kita udah baikan lagi. lalu sampai satu saat dia udah menjauh karena beda kelas dan dia mulai sibuk dengan teman2 barunya. sedih sih ya, malah gue sampe nangis. soalnya waktu itu cuma dia yang bisa masuk ke dunia gue, yang nyambung sama gue. lalu ga lama kemudian gue mendapatkan sahabat2 baru, 3 orang sekaligus. dan itu deketnya bener2 gimana, pulang bareng, masak bareng, keluyuran bareng, jajan bareng. gue bener2 sayang mereka. tapi tahun berikutnya kami beda kelas dan cerita itu kembali terulang.
sewaktu SMA, gue juga pernah punya sahabat. yaa memang ga sedekat yang di SMP, tapi gue tetep menganggap mereka sebagai sahabat. dan seperti cerita di SMP, semuanya tergantung waktu. kami kembali jauh ketika udah beda kelas. emang pada awal2 semester masih deket, masih pulang bareng, tapi lama-lama semuanya semakin sibuk dengan sahabat2 barunya, hmm mungkin gue juga. mungkin.
dan pas kuliah, gue juga dapet sahabat lain. kita kenalan pas ospek dan gue langsung bisa masuk ke lingkungan mereka sampe2 kita dianggap dari 1 daerah saking cepetnya gue beradaptasi. yah begitu. kalo weekend sering nginap bareng, nonton, shopping bareng, sampe tiap kuliah duduknya harus deketan. tapi lagi2 hal yg sama kejadian lagi dan malah sekarang gue jarang, bahkan ga pernah kontak lagi sama mereka.


kini kita berjalan berjauh-jauhan
kau jauhi diriku karena sesuatu
mungkin ku terlalu bertingkah kejauhan
namun itu karena ku sayang

lalu ada juga sahabat gue yang lain. kita sering konyol-konyolan, ledek-ledekan, ketawa ketiwi, pokoknya having fun bareng deh. tapi bukan buat seneng2an aja, karena di satu sisi dia adalah sahabat yang menyenangkan untuk sharing cerita apa saja, cerita bego2an gue atau cerita yang serius sekalipun. kami sering berdiskusi mulai dari hal kecil sampe yang besar, dan gue menyebutnya dengan cerita2 lepas tentang kehidupan. saran-sarannya sangat layak untuk dipertimbangkan dan dia adalah bantalan curhat yang paliiiiingggg top. tapi sayangnya beberapa waktu lalu semuanya semakin kabur, semakin sibuk, semakin ga jelas. entah karena apa atau entah karena siapa. dan sekarang gue menemukannya sebagai sesosok asing yang ramah, karena memang sesekali masih komunikasi seadanya. itu membuat gue sering berpikir, "ahh ini cuma formalitas dia aja", karena yaa gue tau setelah beberapa sms/chat/wall dia tiba2 akan menghilang lagi. kehilangan? iya. sedih? banget. tapi gue ga sampe nangis, mungkin karena sebelumnya pernah mengalami hal yang sama.

persahabatan bagai kepompong
mengubah ulat menjadi kupu-kupu
persahabatan bagai kepompong
hal yang tak mudah berubah jadi indah
persahabatan bagai kepompong
maklumi teman hargai perbedaan

ada lagi beberapa cerita yang sama sepanjang sejarah persahabatan gue. dan yup, secara keseluruhan gue emang merasa kehilangan. tapi itu semua mengajarkan kalo semuanya emang datang dan pergi dalam kehidupan kita. mungkin, memang lebih baik seperti itu karena semua hal pasti ada alasannya. gue udah imun terhadap perasaan dilupakan dan ditinggalkan teman. jadi ketika orang sedih dan menangis karena itu, gue nggak. well okay, sedikit. hehehe


p.s : makasih ya buat sahabat2 yang masih disini, sampai hari ini.. :)
Back to Top