Do you believe in love at first sight?
Dua bulan lalu gue iseng ikutan kuis di twitter yang diadakan oleh sebuah akun kutipan novel bekerja sama dengan salah satu penerbit, 2 orang yang beruntung masing-masing mendapat 1 buah novel terjemahan berjudul The Last 2%. Cara ikutan kuis ini sederhana, kita twitpic pendapat kita tentang cinta pada pandangan pertama, apakah percaya atau tidak beserta alasannya, kemudian mention ke kedua akun tersebut dengan hashtag #PengenTL2P.
Apakah kamu percaya dengan cinta pada pandangan pertama?
Gue bingung. Sejujurnya gue ga percaya. Masa sih seseorang bisa merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama? Sejak puber sampe saat ini gue belum pernah tuh ketemu cowok trus langsung falling in love sama dia; jantung gue seakan berhenti berdetak, dan mata gue hanya berfokus ke dia, istilahnya gue merasakan 'zing' (abis nonton animasi Hotel Transylvania ceritanya, hahaha). Yang ada mah kemungkinan gue malah jatuh cinta pada fisiknya, dan itu bukan jatuh cinta juga namanya -___-, karena cinta itu kan dari hati, bukan dari mata.
Tapi kan istilah "dari mata turun ke hati?"
Ah berarti kan tetap aja itu dimulai dari ketertarikan fisik.
Lalu gue whatsapp Cincaah, penasihat pribadi merangkap sahabat tersayang selain Culuun yang lagi sibuk-sibuknya menimba ilmu. Gue bertanya pendapat cc dan hasilnya sama; dia juga ga percaya cinta pada pandangan pertama. Tapi cc adalah aktris dan penulis yang pintar, dia bisa memosisikan dirinya dalam satu kondisi, dalam hal ini kondisi cewek yang lagi dimabuk asmara hahaha. Kemudian kita sibuk merangkai kata sepuitis mungkin dan hasilnya kebanyakan klise semacam "Awalnya saya tidak percaya pada cinta pada pandangan pertama, tetapi blablablablabla sehingga akhirnya saya percaya.."
Beberapa menit berlalu, gue mulai nyerah dan bilang kayaknya gue twitpic pendapat gue ga percaya aja deh. Tapi cc berpendapat lain, katanya "Who cares kamu pribadi percaya apa ga, yang bakal menang tuh pasti yang kata-katanya menyentuh..". Wah iya juga ya, mana bisa kata-kata sarkastis dan pesimistis bakal menang. Kemudian gue mulai menyusun inti-inti dari beberapa pendapat yang udah kita susun tadi.
"Saya percaya.."
"Cinta itu adalah keajaiban.."
"Keajaiban tidak butuh alasan untuk hadir.."
"Keajaiban bisa hadir kapanpun.."
"Dalam hal ini, pandangan pertama.."
Gue merangkai sebuah pendapat yang gue simpulkan dari hasil diskusi klise kami, dan karena gue sucks dalam merangkai kata-kata puitis, cc merangkai kalimat itu dengan indah, hahah. Dan inilah yang gue twitpic ke akun itu :
"Aku percaya akan cinta pada pandangan pertama, karena sejatinya cinta itu adalah keajaiban. Bagai kejutan terindah, selalu hadir tanpa isyarat.. Haruskah kurangkai alasan hanya karena ia hadir pada pandangan yang pertama?"
Uuuuuu, so sweeetttttt *cubit pipi cc*.
Beberapa twit yang lumayan manis dan 'touchable' di RT oleh akun tersebut, dan tweet gue nggak. Gue jadi pesimis menang, bukan karena punya gue dan cc jelek, melainkan takut tweet gue ga keliatan dan tenggelam di antara tweet2 lain. Yasudah gue pasrah aja..
Besoknya, tau2 masuk mention dan DM yang bilang kalo gue menang. Yeaayyy!! Senang sekaliiii. Gue langsung ngabarin cc dan bilang kalo pendapat kita menang hahaha. Gue berhak atas satu novel The Last 2%, yeaayy! *kayak menang undian jutaan aja.
Setelah menunggu hampir satu setengah bulan karena katanya ada kesalahan teknis, akhirnya novel gue sampe juga..
Terima kasih Cincaah, terima kasih @ohkutipanbuku dan @penerbitharu. Hueheheh :D