Jangan Doktrin Aku Lagi!


Kamu bangun tidur dan melihatnya di sudut kamarmu, menertawakanmu yang terpaku karena baru saja memimpikan dia.

Kamu keluar rumah, berjalan tanpa arah. Dia datang, dan mulai menari-nari di kepalamu, berbisik mengajakmu berdialog. Tapi tentu saja itu hanya dalam otakmu.

Lalu kamu duduk di kelas, menatap dosen yang sibuk mengoceh, tapi pikiranmu berlari entah kemana, dan tanganmu hanya bisa mengukir namanya di kertas bindermu.

Siapa dia?

Dia adalah seseorang yang ingin sekali kamu bunuh.
Dia telah menghantui hidupmu, semua aktivitas dan gerak-gerikmu, bahkan seolah menjelma jadi dirimu dan menyatu dalam identitasmu.
Dia adalah orang yang memaksamu mengibarkan bendera kuning dan memakai baju hitam setiap hari. Dia membuatmu mencintai kematian serta lagu-lagu penuh amarah dan dendam.
Dia adalah parasit, benalu, duri, racun, dan bangkai dalam dirimu.
Sudah beribu kali, oh tidak, berjuta kali kamu mencoba melepaskan bayangannya, mengikuti semua tips yang kamu dapat dari majalah, mencari2 kesibukan. Tapi sia-sia, dia selalu ada dimana-mana, menggantikan setiap kata yang kamu ucap, mengambil alih kendali otakmu sampai2 kamu berhenti belajar, bekerja, dan berpikir jernih.
Yang kamu pikirkan hanya dia. Selalu dia. Apalagi bila malam tiba, kamu akan menangis sendiri, membuat hujan dan membanjiri kamarmu. Semua karena dia.

Nah, sekarang lihatlah. Betapa kurang ajarnya dia. Karena dia lah mereka memandangmu aneh, kamu seperti mayat hidup.
Kamu harus melakukan sesuatu, Kawan!

Lalu kamu mengambil sebuah pisau dan mulai mengiris pergelangan tanganmu. Dia menatapmu ngeri. Kemudian memohon-mohon kepadamu supaya berhenti melakukan itu.
Haha, jangan dengarkan dia, Kawan! Sedikit lagi kau akan tau, hanya dengan cara ini dia bisa menyesali diri telah meninggalkanmu

---

"Karena pertemuan itu tak seharusnya terjadi
Ia telah membuat kenangan mengkhianatiku
Dan kini kenangan itu mencoba membunuhku dengan keji, dengan perlahan, agar dia puas melihatku sakit
Ya, aku memang sakit. Tapi aku belum mati!
Aku tidak akan menyerah
Sekarang aku boleh kalah, tapi liat saja nanti
Kamu tidak akan selamat dari belatiku
Akan kucungkili kedua bola matamu
Akan kucincang-cincang hatimu
Akan kujilati setiap tetesan darahmu, agar kamu tau apa rasanya sakit.
Acaraku belum selesai, kawan!
Dengar, aku akan terus mencarimu
Menghantui hidup dan semua gerak-gerikmu
Menjejali otakmu dengan doktrin2 sampah yang pernah dan masih memenuhi pikiranku
Tapi sebelumnya, pinjamkan aku ketidakpedulian dan semua arogansimu
Aku butuh modal untuk menghabisi semua kenangan itu, sebelum aku membunuhmu!"


Bengkulu, 19 Februari 2010

*iseng ngebuka notes notes jaman dulu di fb dan nemuin notes desperate gue ini. Ternyata kalo dibaca-baca ulang dark banget ya tulisannya, persis banget kayak idup gue dulu -__-
Back to Top