Gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama, dengan arah terbalik, dan segaris. Artinya jika ada benda A yang memberi gaya sebesar F pada benda B, maka benda B akan memberi gaya sebesar –F kepada benda A. F dan –F memiliki besar yang sama namun arahnya berbeda.
Ini adalah hukum ketiga Newton. Aksi-Reaksi.
Gaya sendiri merupakan interaksi dua benda, misalnya antara tangan dengan meja. Ketika kita menekan suatu benda, katakanlah meja, pasti tangan kita akan sakit. Kenapa? Karena meja juga akan memberikan gaya sebesar yang tangan kita berikan, tapi dengan arah berlawanan.
Ini bukan sekedar cerita Fisika kelas 2 SMP. Hukum Newton ini sesuai dengan kehidupan kita. Semua yang terjadi, pasti ada alasannya. Istilahnya tak mungkin ada asap kalau tak ada api. Hanya saja kadang alasan tersebut terlalu samar dan tidak sepenuhnya bisa diungkapkan sehingga salah satu pihak menilai kalau "ini adalah aksi tanpa reaksi", atau "ini adalah reaksi tanpa aksi".
Ketika kita memberi, suatu saat kita akan menerima. Ketika kita mencintai, maka kita akan dicintai. Ketika kita menyakiti, bersiaplah untuk disakiti. Ketika kita menghargai, maka kita akan dihargai. Semua yang kita lakukan pasti ada balasannya. Semua yang kita dapatkan pasti ada alasannya. Cepat atau lambat kita akan mengetahuinya.
Ini bukan hukum karma.
Ini adalah hukum aksi-reaksi.